Bukit "Cintuak"; yang berdiri diantara jorong Padang Kandih dan jorong Sipingai, di Kenagarian Tujuah Koto Kecamatan Guguak, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumbar, puncaknya berdampingan dengan bukit Rao. Pada kaki bukit Cintuak ini mengaliran sungai yang berair jernih sepanjang waktu. Sungainya bernama " Batang Sinamar " yang membelah Kabupaten Lima Puluh Kota dari Selatan ke Utara. Berhadapan dengan Bukit Cintuak di seberang batang Sinamar terdapat sebuah Tanjuang ( Cape ), yang dikenal denngan nama " Tanjuang Ipuah". Jembatan yang menghubungkan Tanjuang Ipuah di Jorong Koto Kociak, dengan Padang Kandih dan Sipingai ( simpang tiga di kakaki bukit Cintuak ); dikenal dengan sebutan Jembatan Tanjuang Ipuah. Dikala sore menjelang senja simpang tiga di kaki bukit cintuak ini selalu ramai dikunjungi "orang bersantai ".
Dari kedua puncak bukit ini kita bisa memandang ke seantero Kabupaten Lima Puluh Kota ke Arah Timur dan Selatan.
Ketika perang PADERI, ( perang antara kelompok pembaharu dan penganut tradisi adat) di Minangkabau. Kelompok pembaharu, penganut agama Islam saling berhadapan dengan kelompok tradisional yakni Ninik Mamak Pemangku Adat. Kaum pembaharu di Minangkabau dipimppin oleh Tuanku Imam Bonjol alias Peto Syarif. Dua orang Panglima Perang, bawahan Tuanku Imam Bonjol yang memimpin perubahan (pemimpin kaum putih) versus Kaum Hitam ( Ninik Mamak yang berbaju hitam, membuat post pertahanan pada kedua puncak bukit ini . Kedua Panglima perang itu adalah Sentot Ali Basya ( diucapkan dengan Cintuak dalam Bahasa lokal ) dan pada puncak bukit yang satu lagi adalah pasukan Tuanku Rao ( Puncak Rao ).
Parik Godang dan Parik Dalam.
Guna melindungi anak nagari ( rakyat ) dari serangan musuh maka Tuanku Nan Biru, Panglima Perang untuk kawasan Utara dibangun benteng pertahanan di sepanjang aliran sungai batang " Sinamar " dan di dalam batas-batas pemukiman penduduk. Benteng tersebut berupa parit, tanah yang ditinggikan dan atau lobang dalam yang digali. Di kenagarian Limbanang (Kecamatan Suliki ) dikenal dengan nama Ekor Parit ( Ikua Parik ). Di Kenagarian Tujuah Koto terdapat Parik Dalam di jorong Tanjuang Jati dan jorong Koto Kociak, Parik Godang di Padang Japang. Parit-parit ini memanjang, mulai dari Ekor Parit di Limbanang sampai ke Sarilomak Tajuang Pati. Parik Godang di Padang Jopang, membentang pula mulai dari Mambua sampai ke Solok Dt.Panjang Lidah Di Ketinggian, Kenagarian Lapan Koto.
Di Kenarian Taeh dikenal dengan nama Parik Dalam. Kemudian di Taeh Bikik dikenal pula Benteng Tuanku Nan Garang di Aua Baririk di pinggang Gunuang Bonsu.
Dari kedua puncak bukit ini kita bisa memandang ke seantero Kabupaten Lima Puluh Kota ke Arah Timur dan Selatan.
Ketika perang PADERI, ( perang antara kelompok pembaharu dan penganut tradisi adat) di Minangkabau. Kelompok pembaharu, penganut agama Islam saling berhadapan dengan kelompok tradisional yakni Ninik Mamak Pemangku Adat. Kaum pembaharu di Minangkabau dipimppin oleh Tuanku Imam Bonjol alias Peto Syarif. Dua orang Panglima Perang, bawahan Tuanku Imam Bonjol yang memimpin perubahan (pemimpin kaum putih) versus Kaum Hitam ( Ninik Mamak yang berbaju hitam, membuat post pertahanan pada kedua puncak bukit ini . Kedua Panglima perang itu adalah Sentot Ali Basya ( diucapkan dengan Cintuak dalam Bahasa lokal ) dan pada puncak bukit yang satu lagi adalah pasukan Tuanku Rao ( Puncak Rao ).
Parik Godang dan Parik Dalam.
Guna melindungi anak nagari ( rakyat ) dari serangan musuh maka Tuanku Nan Biru, Panglima Perang untuk kawasan Utara dibangun benteng pertahanan di sepanjang aliran sungai batang " Sinamar " dan di dalam batas-batas pemukiman penduduk. Benteng tersebut berupa parit, tanah yang ditinggikan dan atau lobang dalam yang digali. Di kenagarian Limbanang (Kecamatan Suliki ) dikenal dengan nama Ekor Parit ( Ikua Parik ). Di Kenagarian Tujuah Koto terdapat Parik Dalam di jorong Tanjuang Jati dan jorong Koto Kociak, Parik Godang di Padang Japang. Parit-parit ini memanjang, mulai dari Ekor Parit di Limbanang sampai ke Sarilomak Tajuang Pati. Parik Godang di Padang Jopang, membentang pula mulai dari Mambua sampai ke Solok Dt.Panjang Lidah Di Ketinggian, Kenagarian Lapan Koto.
Di Kenarian Taeh dikenal dengan nama Parik Dalam. Kemudian di Taeh Bikik dikenal pula Benteng Tuanku Nan Garang di Aua Baririk di pinggang Gunuang Bonsu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar