2008-03-30

SIMON VIEW

Seorang ibu : "ATI NORMA"yang sengaja mengunjungi Cintuak View guna mempelajari potensi daerah sekitar bukit Cintuak untuk dikembangkan sebagai daerah pertanian
sekaligus objek wisata "Agro Wisata".

Plank penunjuk jalan masuk ke pemandian, "Simon View " ;

dan pembangunan jalan baru menuju Sipingai- Guntuang -

terus ke Padang Kandih dan Manganti



Thamrin Nurdin
memimpin rombongan Ibu Ati
melakukan peninjauan bersama
pegawai Pariwisata Kab. Lima Puluh Kota.

Ibu Ati berpose sejenak di Puncak Simon.


"Batu Banta"
Peninggalan budaya "Batu Besar"Megalithikum"
di Padang Kandih


Simun adalah salah satu cekuk-an ( lembah ) di kaki bukit Cintuak, disana dibangun sebuah dam- atau "embung" , penampung air yang dapat digunakan untuk pengairan usaha pertanian rakyat. Bagian atas dari embung tersebut dikenal dengan nama puncak Simon. Puncak ini berdekatan dengan "Kebon Noneh " yan g dahulunya pernah menjadi kebun nenas, namun kini sudah tidak diolah lagi. Disana pemandangan alamnya sangat indah. Apalagi setelah matahari sore tengah menjelang senja.
Hamparan perkampungan dan pemukiman penduduk Limah Puluh Kota dapat dilihat dari Puncak Simun ini. Pemandangan semakin unik ketiaka lampu-lampu rumah penduduk mulai dihidupkan.
Mulai dari proses pengerjaan bendungan, hingga kini bila hari libur
Puncak Simun kini dapat dicapai dari jorong Manganti, Kecamatan Mungka, atau dari Jorong Padang Kandih dan Sipingai di Kenagaraian Tujuah Kota. serta dari Andiang atau Guntuang Kecamatan bikik Barisan. Daerah ini semakin banyak dikunjungi sejak dibangun jalan baru oleh Bupati Alis Marajo tahun 2005 -2006, yang ingin berekreasi.
Di bagian Selatan bendungan Simun, kita dapat melihat objek wisata Pra Sejarah berupat peninggalan budaya batu besar " Megalitik" lk 2.000 th SM. Oleh masyarakat setempat disebutnya "Batu Banta" . Konon di atas batu-batu besar yang merupakan "bantal" dan kasur itu, dilaksanakan prosesi pemujaan kepada Sang Hiyang, memanjatkan doa-doa tertentu, termasuk meminta hujan turun dan panen menjadi.
Akibat pembangunan jalan baru tersebut kini tanah di kiri-kanan-nya sudah banyak yang diolah masyarakat.
Pada kaki Bukik Cintuak dan sekitar pinggiran Batang Sinamar, yang suidah dilayari sejak zaman dulu kala, sudah ada pemukiman atau perkampungan, dengan pusat perdagangannya yang dikenal di " Tanjuang Ipuah ". Antara Bukik kaki Bukik Cintuak dan Tanjuang Ipuh dihubungkan dengan sebuah jembatan yang di kenal sekarang ini dengan nama jembatan Tanjuang Ipauah.
Sebelum perang Paderi, Bukik Cintuak ini sudah memegang peranan penting dalam pertumbuhan Kabupaten lima Puluh Kota bagian Utara terutama pada masa pertama-tama orang Barat mencari Emas sampai ke Gunuang Omeh. Sejak masa sebelum zaman Kemerdekaan dan atau lebih jauh lagi sejak zaman Transportasi Utama Air, lewat sungai Batang Na-Ma,( Sungai Besar-terakhir bernama Sinamar) karena " Lobuah Godang " ( jalan raya-lebuh raya ) belum dibangun; Pemerintahan Nagari Koto Nan Tujuah ( Tujuah Koto ) dikendalikan dari kaki Bukik CINTUAK. Salah seorang Datuak Pemimpin Koto Nan Tujuah itu yang dikenal pada masa Belanda, yang hingga kini masih menjadi buah mulut masyarakat Tujuah Koto sebagai pemimpin yang bijak mempertemukan hukum-hukum dan budaya Adat minangkabau dengan hukum-hukum dan budaya yang dibawa agama Islam, namanya adalah " Datuak Palo Bukik " kemudian di masa Belanda sekolah formal pertama untuk kawasan Lima Puluh Kota bagian Utara dibangun sekolah Dasar Pertama, sesudah sekolah gudang Kopi di Pandam Gadang ( kini termasuk Kecamatan Gunuang Omeh.
Sebagai oleh-oleh pulang dari puncak Simon, anda bisa membawa pulang "Salak Jorong" yang dapat di beli di Padang Kandih termasuk makanan kecil berbagai jenis kerupuk dari bahan dasar ubi kayu. Rasa makanan kecil " made in Padang Kandih " sangat gurih dan enak terutama yang di kenal "Rubik Ganefo" ( Games New Emerging Force ). Teristimewa dari Padang Kandih Anda bisa mendapatkan buah "Salak Pak Jorong ". Salaknya mirip dengan Salak Pondoh. Rasanya sangat unik dan manis. Sangat tepat dibawa sebagai oleh-oleh dari Simon
Menjelang pulang menuju Payakumbuh Anda juga dianjurkan mampir ke dapur "KOKOCI"
di Baringin jorong Koto Kociak guna menambah buah tangan dengan berbagai jenis makanan kecil terutama sambal; berupa " Rendang Telur, Rendang Daging, Pisang salai", dan berbagai jenis , Ompiang ( cemilan dari beras ketan ); " kue Bolu" dan hasil kerajinan rakyat lainnya.
Jika anda berminat berkunjung dan memerlukan bantuan saya;
silakan menghubungi E.mail saya : cintuak@ Yahoo.co.id
atau masuk ke blogspot saya; cintuak-yan.blogspot.com

Tidak ada komentar: